Jumat, 13 Agustus 2010

Untukmu yang akan Menikah

Alhamdulillah, ada artikel baru lagi nih, sebelumnya mohon maaf karena ana tidak dapat menuliskan judul sumbernya lantaran anapun mendapatkannya di web bebas dan sumber artikel tidak disebutkan secara jelas. Tema Artikel kali ini berjudul Wacana Pernikahan yang dimana seperti yg disebutkan sebelumnya mudah2xan dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam mengarungi hidup rumah tangga nanti. Insya Allah.

masri kita simak secara seksama...

***
Sumber: kaskus.us

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita Jangan
lah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orangtua/wali si gadis, tetapi
meminta kepada TUHAN melalui orang tua/wali si gadis.

3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan negara, tetapi menikah di
hadapan TUHAN

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda, karena
anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf
apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan doa
mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan
bukan sepasang malaikat.!

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur
bunga, tetapi juga semak belukar yg penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat
berpegang tangan

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi
cintailah isteri atau suami anda100% dan
cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK.
Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan
tingkat ketaatan suami dan isteri

11.KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita
semasa menderita

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit
secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolonganAnda.

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu
berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

14.KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua
yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik
adalah orang tua yang jujur kepada anak ..

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama
dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh
orang tuanya.

16.KETIKA ADA PIL.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17.KETIKA ADA WIL
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan
menuju potret keluarga bahagia.

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
1 Ketaqwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran

Mudah-mudahan........

sumber : kaskus.us
dukan pendamping hidup adalah fitrah setiap insan. Wanita, sebagai makhluk Alloh yang cenderung ingin diayomi atau dilindungi, tentu wajar berharap pula akan kehadiran seorang ikhwan dalam hidupnya. Dan saat menanti adalah ujian berat bagi seorang gadis. Sebagai bunga yang sedang mekar atau yang mungkin telah mekar sekian lama, seringkali ia terlena dengan tawaran manis si kumbang yang datang mempesonanya. Sayang, kebanyakan kumbang–kumbang itu sekedar ingin menggoda saja. Malah ada pula yang sekedar ingin menghisap madunya tanpa mau bertanggung jawab. Na’udzubillah! Begitulah fakta di masa kini. Realita fitnah syahwat yang terjadi di mana–mana hingga banyak wanita kehilangan kehormatannya. Karena itu, setiap gadis muslimah hendaknya pandai–pandai menjaga diri dan selalu berhati–hati, jangan sampai tertipu. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang gadis muslimah dalam penantian?

a. Memperbanyak amal ibadah

Seorang muslimah dalam masa penantian hendaknya semakin mendekatkan diri kepada Alloh. Pendekatan diri kepada Alloh dengan memperbanyak amal ibadah, khususnya ibadah sunnah. Karena ia bisa menjadi perisai diri dari berbagai godaan.

b. Do’a dan tawakal

Rezeki, maut, termasuk jodoh manusia sudah diatur oleh Alloh, dan Dia maha mengetahui yang terbaik bagi hambaNya, yang bisa kita lakukan adalah berikhtiar dan berdoa, kemudian bertawakal kepadaNya. Hanya kepada Alloh kita berserah diri dan mohon pertolongan. Berdoalah agar segera dikaruniai jodoh yang shalih, yang baik agamanya, dan bisa membawa kebahagiaan bagi kita di dunia dan akhirat. Yakinlah Alloh akan memberikan yang terbaik. Bukankah Dia akan mengikuti persangkaan hambaNya? Karena itu jangan pernah berburuk sangka terhadap Alloh.

c. Mempersiapkan diri, membekali diri dengan ilmu

Bekali diri dengan ilmu, khususnya ilmu agama, terutama yang berkaitan dengan kerumah tanggaan. Lalu, bekali diri dengan keterampilan berumah tangga. Seorang suami tentu saja akan senang bila istrinya terampil dan cekatan. Terakhir, persiapkan diri menjadi istri shalihah dan sebaik–baik perhiasan bagi suami. Jangan lupa untuk merawat diri agar selalu tampil cantik dan segar. Tapi ingat, kecantikan itu tidak untuk diumbar sembarangan, persembahkan hanya untuk suami tercinta kelak.

Kepada para ikhwan

Bagi para ikhwan, ketahuilah sesungguhnya telah banyak akhwat yang siap. Mereka menunggu pinanganmu. Mereka menunggu keberanianmu. Tunggu apalagi jika engkau pun sudah siap menikah dan merindukan seorang istri? Ayolah, jangan ikhlaskan wanita–wanita shalihah itu dinikahkan dengan laki – laki yang tak baik agamanya. Ingat bahwa Alloh akan menolong seorang pemuda yang berniat menikah demi menyelamatkan agamanya. Karena itu, bersegeralah mencari pendamping yang bisa membantumu bertaqwa kepada Alloh.

Sumber : Majalah Nikah

Telaga Al-Kautsar

DI TELAGA ITU RASUL MENANTI Mar 9, '09 12:00 PM
for everyone

Jika cinta Rasul tak bertepi, sudahkan kita mencintai dengan semestinya?


“Sesungguhnya aku menunggu (kedatangan) kamu sekalian di telaga. Barangsiapa melewati, dia pasti minum. Dan barangsiapa minum, maka dia tidak akan dahaga selamanya.” (HR Al Bukhari)

Manusia agung itu memang telah tiada. Setelah dua puluh tiga tahun menebar cahaya Islam dengan penuh cinta dan kasih sayang untuk menyelamatkan kita, manusia, beliau pergi menemui Rabbnya. Kepergiannya membuat seisi dunia menangis. Bukan hanya para sahabat yang begitu sangat mencintainya, tapi mimbar dan tongkat yang selalu menemaninya saaat berkhutbah, pun ikut berguncang hebat tanda keduanya sedang berduka.

Namun, meskipun telah tiada, namun kecintaan sang Nabi kepada kita umatnya tiada pernah henti. Walau terkadang yang dicinta tidak pandai membalas cinta, juga tidak sadar kalau selalu didoakan keselamatan dan ditangisi kesulitan yang menimpanya. Kecintaannya terbawa mati. Bahkan tidak berujung. Cinta itu selalu hadir kapanpun dan bagaimanapun situasinya. Tak kenal suka maupun duka. Tak terbatas dunia dan akhirat. Tak terbedakan di saat aman atau sedang huru hara. Di saat seorang ibu dan seorang anak tidak saling mengenal, sekalipun.

Di sana, di padang mahsyar, ketiga segenap kita disibukkan oleh urusan kita masing-masing. Ketika kita digiring secara kasar menuju pengadilan Tuhan Yang Mahabijaksana. Ketika kita dikumpulkan dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki. Ketika matahari dengan sinarnya yang membakar hanya berjarak satu hasta dari atas kepala. Ketika rasa haus memcekik tenggorokan. Ketika ini dan itu terjadi, cinta itu kembali hadir. Ya, hadir dalam sebuah telaga yang indah nan menyegarkan. Yang semua orang pasti berharap dapat meneguk airnya di tengah berbagai kesulitan yang mendera.

Anas bin Malik ra pernah bercerita, “Suatu hari, ketika Rasulullah sedang berada di tengah-tengah kami, beliau mengantuk. Mendadak beliau terbangun sambil tersenyum. Kami bertanya, “Kenapa engkau tersenyum, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,”Baru saja turun sebuah surat kepadaku.” Beliau lalu membaca surat Al Kautsar. Kemudian beliau bertanya, “Tahukah kalian apa itu Al Kautsar?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Beliau bersabda, “Ia adalah sebuah telaga penuh dengan kebajikan yang dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku. Pada hari kiamat nanti umatku akan mendatangi telaga itu.” (HR. Muslim).

Ibnu Abbas juga pernah berkata, “Rasulullah ditanya tentang padang mahsyar tempat makhluk menghadap Allah; apakah di sana ada air?” Beliau menjawab, “Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, di sana ada air. Orang-orang yang dikasihi Allah akan mendatangi telaga para nabi. Allah akan mengutus tujuh puluh ribu malaikat dengan tangan memegang tongkat dari neraka yang digunakan untuk menghalau orang-orang kafir dari telaga para nabi.

Telaga itu benar-benar ada, luas dan indah. Dan sungguh sangat indah. Ia hadir dengan nama yang indah pula, Al Kautsar; nikmat yang banyak. Demikian Abdullah bin Abbas, sepupu Nabi SAW menuturkan. Keindahan fisik telaga itu tergambar dalam banyak sabda Rasulullah SAW. Terdiri dari empat sudut, telaga itu memancarkan kilatan cahaya bagai kilatan cahaya bintang. Jarak antara sudut yang satu ke sudut yang lain ditempuh dengan perjalanan satu bulan. Telaga itu diisi dengan air yang putih dan bersih, lebih putih dari susu. Rasanya manis, lebih manis dari madu. Aromanya harum semerbak, lebih harum dari minyak kesturi (HR Bukhari). Di salah satu sudut telaga terdapat satu sumber yang mengalir dari surge. Juga ada sepasang kran dari surge. Yang satu terbuat dari emas, dan satunya lagi terbuat dari perak (HR Muslim). Orang yang berhasil meminumnya barang seteguk saja, tak akan pernah lagi merasakan kehausan, selamanya. (HR Tirmidzi).

Kehidupan di padang mahsyar adalah kehidupan yang masa transisi dari rangkaian sebuah perjalanan panjang menuj kehidupan selanjutnya yang abadi. Di kehidupan kita itu kita akan menemui beragam kesulitan yang maha dahsyat , yang tidak akan pernah terkirakan oleh siapapun. Berbaur dengan makhluk dari golongan jin, di sana kita dikumpulkan dan digiring menuju pengadilan Allah SWT, Hakim Yang Mahabijaksana, dalam keadaan telanjang dan hina dina. Kekuasaan yang pernah diberikan kepada kita dimuka bumi telah dicabut. Kita semua menjadi kerdil dan tidak lagi sombong. Kondisi kita waktu itu benar-benar diliputi ketegangan, ketakutan, dan kengerian yang tiada tara.

Kita semua berkumpul jadi satu di bawah terik matahari yang menyengat sangat panas. Desah nafas kita terdengar tersengal-sengal. Tubuh kita berhimpitan satu sama lain, sangat rapat dan tidak ada celah sedikitpun. Keringat pun mengucur dari tubuh kita, jatuh membasahi bumi. Mula-mula hanya setinggi mata kaki, lalu semakin naik sesuai dengan martabat kita di sisi Allah SWT; apakah kita termasuk yang beruntung atau yang celaka. Sebuah kehidupan yang sungguh sangat menyesakkan.

Abu Bakar bin Barjan berkata, “Seperti itulah yang terjadi. Seluruh manusia berada di satu tempat. Posisi mereka sama. Tetapi ada salah seorang atau sebagian dari mereka yang minum air di telaga Rasulullah SAW, sementara yang lain tidak bisa. Ada yang berjalan di kegelapan dan berdeak-desakan dengan diterangi cahaya di depannya, dan juga ada yang berjalan dengan melawan arus keringat sendiri yang hampir menenggelamkannya. Semua itu adalah sebagian balasan dari usaha amalnya sewaktu di dunia. Ada juga sebagian dari mereka yang hanya berada di dekat naungan ‘Arsy”.

Kita berdesak-desakan seperti itu selama seribu tahun , tanpa diajak bicara oleh Allah SWT barang sepatah katapun. Sementara kepanikan ini belum selesai, di sisi lain kita di dera kehausan yang belum pernah kita alami sama sekali. Alangkah nikmatnya, jika pada saat itu ada yang menawarkan kepada kita air yang lebih nikmat dari susu dan lebih manis dari madu. Alangkah bahagianya, jika dalam kebingungan itu ada yang menyambut kita dengan senyum tulus tanda cinta dan sayang. Alangkah gembiranya, jika di saat terdesak itu ada yang membela kita dengan permohonan ampun dan do’a-do’anya yang menyejukkan.

Hari ini kita belum merasakan kesulitan itu. Hari ini kita masih bisa tertawa. Hari ini kita masih bisa bercanda. Tetapi suatu saat nanti kita akan mengalami kehausan yang sangat, dan kala itu tidak ada yang minum kecuali yang pernah memberi minum orang lain karena Allah, tidak ada yang diberi makan kecuali orang yang pernah memberi makan orang lain karena Allah, tidak ada orang yang diberi pakaian kecuali orang yang pernah memberi pakaian orang lain karena Allah, dan tidak ada orang yang diberi kepercayaan kecuali orang yang pernah bertawakkal kepada Allah.

Di telaga itu Rasulullah menanti umatnya, dengan luapan cinta dan kasih sayangnya, menyambut mereka yang kehausan. Beliau sangat mengenali umatnya, karena memang mereka memiliki tanda-tanda yang tidak dipunyai siapapun dari umat lain. “Kalian akan datang kepadaku dengan muka, lengan, dan betis yang berkilauan karena bekas air wudhu,” Tegas beliau dalam sabdanya.

Memang, telaga dan semua kenikmatan itu bukan akhir dari segalanya. Perjalanan kita menuju persinggahan terakhir; surga atau neraka, masih sangat panjang. Begitupun, bisa mampir dan minum di telaga Rasul itu sungguh sebuah karunia besar. Perjalanan memang belum lagi selesai. Tapi mendapatkan minum dari telaga yang sesudahnya tidak ada lagi haus sungguh sangat di dambakan. Itu sangat meringankan, di hari ketika segalanya berubah begitu mengerikan, panas, haus, dan mencekam.

Hari ini entah di ujung pelarian mana kita menuju. Tapak demi tapak adalah keniscayaan menuju kematian. Di telaga itu, kelak, Rasul setia menanti. Dengan cinta dan kasih sayangnya. Tidak ada yang patut dilakukan, kecuali senantiasa memohon, agar bila tiba saatnya, kita bisa bertemu Rasul di telaga itu, lalu minum dengan sepuas hati.

Di sana, di telaga itu, Rasul menanti.

-Tarbawi Edisi 124 Th.7 Dzulhijjah 1426 H, 19 Januari 2006

Muhasabah

Cilegon,10 Juli 2010

Bismillah......................

Alhamdulillah,segala puji puja dan syukur Q ucapkan padaMu ya Rabb,,,atas segala karuniaMu yang berlimpah ruah,,atas Maha Rahmaan dan Maha RohiimMu,,atas nikmat iman,islam,ihsan dan hidayah yang Engkau beri,,atas Cinta dan kasih sayangMu,,atas segala rasa yang Engkau Karuniakan,,,

Ya Rabbi,,,nikmatMu yang manakah yang masih Q dustakan,,,apa lagi yang kurang dari hidup ini???

Segalanya telah Engkau berikan padaQ,,,,apalagi yang Q inginkan???

Setelah segalanya telah Engkau cukupi,,,

Betapa tidak bersyukurnya Q,,ketika Q masih menyangsikan karuniaMu,,,Ketika Q masih berkeluh kesah dengan hidup yang berkecukupan,,,Ketika Q tidak merasa cukup dengan limpahan KaruniaMu,,,

Ya illahiRabbi dengarkanlah rintihan hatiQ,,,

Q mungkin,,,bukan wanita Sholeha seperti ibunda Khodijah,Aisyah ataupun Fatimah yang telah Engkau janjikan sebagai pemimpin-pemimpin muslimah ataupun bidadari-bidadari di Syurga nanti,,,

Q mungkin,,,bukan pejuang militan seperti ibunda AL-Khansa yang berhasil mengantarkan putra-putrinya berjuang ke Medan jihad,menjadi mujahid Dan mujahidah yang dirindukan syurga,,,

Q mungkin,,,bukan wanita yang Sabar dan Kuat seperti ibunda Aisiah yang rela terjun ke minyak yang mendidih bersama anak-anaknya demi mempertahankan keyakinannya,,

Q mungkin,,,bukan wanita sesuci ibunda Siti Mariam yang begitu pandai menjaga kehormatannya dari kaum laki-laki,,

Q mungkin,,,bukan wanita setegar ibunda Siti Hajar yang begitu tabah menghadapi ujian kehidupan,,,

Q mungkin,,,tidak sehebat Shohabiah-shohabiah kekasihMu Nabi Muhammad SAW,,,

Tetapi,,,Q adalah wanita akhir Zaman yang berusaha menjadi sholeha,,,

Q adalah wanita akhir zaman yang berusaha menjadi muslimah yang militan,sabar,tabah dan tegar ,,,

Q adalah wanita akhir zaman yang hanya bisa mencintaiMu dengan sangat sederhana,,,

Q adalah wanita biasa yang sederhana, yang ingin menjadi orang luar biasa yang ahli syukur.

Ya Rabb,,, genap sudah usiaQ 23 tahun tapi belum ada yang bisa Q persembahkan untukMu,,,permohonan maaf yang hanya bisa Q ucapkan.....

MAAF ya Rabb,,,jika cintaQ kepadaMu masih sangat- sangat sederhana karena baru sampai seperti itulah pemahamanQ,,,semoga kedepan Q bisa semakin paham,,,

MAAF ya Rabb,,,jika Q belum bisa berkontribusi maxsimal dalam da’wah ini,,,semoga kedepan Q bisa semakin bertanggung jawab dan bijaksana,,,

MAAF ya Rabb,,,jika Q masih sering lalai dari ketaatan kepadaMu,,,semoga kedepan Q bisa semakin taat dan mencintaiMu dengan segenap hatiQ,,,

MAAF ya Rabb,,jika Q masih sangat-sangat sering khilaf semoga kedepan Q bisa lebih hati-hati dalam bertindak,,,

Rabb,,,tidak ada yang paling Q inginkan dalam hidup ini selain keinginanQ tuk mendapatkan RidhoMu,CintaMu,KasihMu,RahmatMu dan HidayahMu menyertai segala ketetapan yang Engkau berikan kepadaQ,,,

Ampunilah Ya Robbi,,,HambaMu yang Lemah dan Hinadina ini,,,Ampuni Hamba ya Rabb..........